BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MEDIAONLINE "KAMBA POST"

Kolaborasi Demokratis di Reses Zalmadi dan IKW RI, Pers Jadi Titik Tengah


Padang
| Senja di Rumah Gadang Rimbo Tarok, Selasa (9/9/2025), terasa berbeda. Di bawah atap gonjong yang megah, puluhan wartawan berkumpul bukan sekadar untuk liputan, melainkan menghadiri Reses I masa sidang 2025–2026 bersama salah satu “anak kandung pers” yang kini duduk di kursi legislatif Kota Padang: Zalmadi, S.Hum.

Reses yang biasanya identik dengan paparan program pembangunan kali ini berubah wajah. Suasana hangat, penuh canda namun sarat makna, membungkus pertemuan Zalmadi dengan rekan-rekan seprofesi. Dialog berkembang ke arah refleksi: apa arti profesi wartawan di tengah derasnya arus digital, dan bagaimana pers bisa tetap tegak sebagai pilar demokrasi.

Dari Redaksi ke Ruang Sidang Paripurna

Zalmadi bukan politisi yang lahir dari ruang rapat partai semata. Ia menempuh jalan berliku, pernah menghabiskan waktu di balik meja redaksi, merasakan getirnya mengejar berita, hingga menuliskan kisah-kisah rakyat kecil. Dunia jurnalistik menjadi kawah candradimuka yang membentuk cara pandangnya.

“Bagi saya, wartawan adalah profesi mulia. Ia bukan hanya pencatat peristiwa, tetapi juga penafsir zaman, penyambung lidah masyarakat, sekaligus pengawal demokrasi,” ungkapnya lantang.

Itulah sebabnya, saat dipercaya duduk di DPRD Kota Padang, Zalmadi tidak melupakan akar sejarahnya. Ia menjadikan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers sebagai salah satu kompas moralnya dalam bekerja.

Menghidupkan Pasal 6 UU Pers

Di hadapan IKW RI, Zalmadi menegaskan pentingnya merujuk pada Pasal 6 UU Pers, yang menugaskan pers untuk memenuhi hak masyarakat mengetahui informasi, mengembangkan opini publik, serta melaksanakan fungsi kontrol sosial.

“Ketika pers berpegang pada undang-undang ini, maka ia tidak akan kehilangan arah. Ia tidak menjadi alat destruktif, melainkan kekuatan konstruktif bagi masyarakat dan pemerintahan,” jelasnya.

Para wartawan yang hadir tampak antusias. Diskusi pun bergulir ke isu-isu kontemporer: derasnya informasi di era digital, ancaman disinformasi, hingga dilema kecepatan melawan akurasi.

Nostalgia dan Kebanggaan

Bagi Zalmadi, reses kali ini lebih dari sekadar kewajiban konstitusional. Ia menyebutnya sebagai ajang “pulang kampung” ke keluarga besar pers.

“Berkumpul dengan teman-teman lama seperti ini adalah kebanggaan tersendiri. Ada nostalgia, tapi juga ada tanggung jawab. Saya ingin apa yang dulu saya perjuangkan sebagai wartawan, kini bisa saya lanjutkan sebagai wakil rakyat,” tuturnya dengan mata berbinar.

Kehadirannya juga spesial karena ia tercatat sebagai Dewan Pembina IKW RI sekaligus Ketua Karang Taruna Kota Padang. Dua peran ini menjadikan Zalmadi sosok penghubung: antara media, legislatif, dan masyarakat sipil.

Forum yang Hidup dan Kritis

Sesi tanya jawab berlangsung hidup. Beberapa wartawan mengingatkan perlunya pelatihan berkelanjutan agar jurnalis tetap tangguh di tengah tekanan kecepatan berita. Ada pula yang mengusulkan agar DPRD memfasilitasi kolaborasi media lokal dengan lembaga pendidikan untuk mengembangkan literasi media di kalangan generasi muda.

Zalmadi menyambut positif. “Saya akan perjuangkan agar DPRD bersama organisasi pers lokal dapat menciptakan program peningkatan kapasitas. Ini bukan hanya demi wartawan, tapi juga demi kualitas demokrasi kita,” janjinya.

Silaturahmi dengan Karang Taruna

Reses ini juga diperkaya dengan nuansa kebersamaan. Hadir Hendri Tanjung, S.Hut, Ketua Pelaksana HUT Karang Taruna ke-65, yang memaparkan rangkaian kegiatan 21–26 September 2025. Mulai dari turnamen mini soccer, program Karang Taruna Go To School, santunan keluarga kurang mampu, hingga festival seni budaya seperti nasyid, kasidah, pencak silat, dan randai.

Bagi Zalmadi, keterlibatan Karang Taruna adalah bukti bahwa ruang politik tidak boleh terpisah dari pemberdayaan sosial dan pelestarian budaya. “Kekuatan sebuah kota terletak pada sinergi antara pemerintah, pers, dan generasi mudanya,” tegasnya.

Catatan dari Reses: Pilar yang Harus Dijaga

Reses kali ini menorehkan beberapa catatan penting:

Akuntabilitas publik akan semakin kuat bila pers tetap kritis dan independen.

Profesionalisme pers di era digital mutlak diperlukan agar kecepatan tak mengorbankan kebenaran.

Kolaborasi lintas elemen antara legislatif, wartawan, dan organisasi kemasyarakatan menjadi modal sosial yang memperkuat pembangunan daerah.

Menutup dengan Optimisme

Saat malam turun, diskusi berakhir, namun semangat tetap menyala. Para wartawan meninggalkan Rumah Gadang Rimbo Tarok dengan wajah sumringah. Mereka bukan hanya membawa catatan reses, tetapi juga keyakinan bahwa ada wakil rakyat yang memahami denyut nadi profesi mereka.

Zalmadi menutup pertemuan dengan pesan sederhana namun mendalam:

“Demokrasi hanya akan sehat jika pers kuat. Dan pers hanya akan kuat bila wartawannya berpegang pada kebenaran, etika, dan undang-undang. Saya bagian dari keluarga pers, dan saya akan selalu berdiri bersama kalian.”

Sebuah pernyataan yang menjadikan reses ini bukan sekadar forum politik, melainkan juga perayaan pers sebagai pilar demokrasi.


Wyndoee

Posting Komentar

0 Komentar